Akhirnya terjadilah percakapan dengan beliau
Kyai : wes suwe ngajar nang kene? (sudah lama ngajar disini)
Saya : Alhamdulillah taksih nembe 4 tahun (alhamdulillah baru 4 Tahun)"
Kyai : Iki mang arep lapo? (Ini tadi ada maksud apa?)
Saya : Badhe ijin sadean teng pasar Ahad Legi (Mau ijin jualan di pasar ahad legi)
Kyai : Oh yo. Konco-koncomu wes tekan endi? awakmu tekan endi? iku kudu diukur ojo sampai ketinggalan karo koncomu. Tak delok konco-koncomu wes luwih tekan awakmu...awakmu ojo meneng ae.....kejar koncomu iku. Moso iyo uripmu kalah karo konco-koncomu. Koncomu iso opo..awakmu iso opo. Saiki awakmu numpak opo? mene tak dongakno numpak mobil. Tak dongakno usahamu lancar iso podo karo koncomu. (teman-teman kamu sampai mana itu harus diukur agar tidak tertinggal ketinggalan dengan teman2mu. Saya lihat teman2mu sudah lebih dari kamu.....kamu jangan diam saja...kejar. Sekarang naik apa? besok saya doakan naik mobil. Saya doakan usahamu lancar).
Saya : Numpak sepeda (Naik Sepeda)....aamiin
Kyai : Aq biyen enom, sehat saiki wes tuwo tetap kudu sehat, olah raga yoo cukup mlaku-mlaku karo caring ben keringetan. Urip kudu jelas kate lapo ae. Ojo sia-siano waktu, wayahe ngajar yo ngajar, wayahe mulih yo mulih. Ojo nersula ae....uakeh wong kepingin dadi awakmu. (Dulu saya masih muda, sehat sekarang sudah tua tetap harus sehat, olah raga cukup jalan-jalan dan berjemur. Hidup ini harus jelas apa yang akan dilakukan. Jangan sia-siakan waktu. Waktunya ngajar ya mengajar, waktunya pulang ya pulang. Jangan mengeluh..banyak orang yang ingin jadi seperti kamu.
Saya : Inggih Kyai (Iya Kyai)
Sampai akhirnya terlihat siswa sholat dhuha, maka Kyai menyuruhh saya balik ke kantor dan bilang nanti disambung lagi. Sebenarnya saya masih bingung maksudnya apa, tapi dipikir sambil jalan.
Akhirnya saya kembali ke kantor dan sebelum kembali saya menemui Ustadz pengelola pasar Ahad Legi. Ketika bertemu beliau Ustadz berkata bahwa sebenarnya sudah penuh yang jual Ahad Legi tapi jenengan sudah bilang Kyai jadi silahkan Ahad Legi depan jualan, tempatnya nanti langsung lapor sama saya. Dalam hati wah rejeki saya bertemu Kyai bisa jualan di pasar Ahad Legi. Saya juga berpikir apa yang dimaksudkan Kyai salah satunya jualan sudah terealisasi, tinggal yang lainnya. Saya juga heran bagaimana beliau bisa tahu bagaimana saya dan teman-teman. Sampai saya ingat teman-teman saya dan ternyata memang benar teman-teman saya sudah terbang tinggi, mulai dari jadi guru PNS, guru bersertifikasi, memiliki sekolah sendiri dan lain-lain. Tetapi tetap optimis sambil berdoa dan ikhtiar untuk bisa mengikuti kemampuan yang sama dengan teman-teman.
Akhirnya saya paham bahwa apa yang dimaksudkan Kyai adalah selalu memiliki visi dan misi dalam hidup. Bekerja sesuai prosedur dan usaha apapaun untuk menambah penghasilan. Ada banyak cerita setelah itu tetapi intinya perlahan tapi pasti hidup saya mengalami perubahan dari pertemuan pagi yang berkesan. Perubahan itu berkat doa beliau dan ikhtiar sendiri untuk merubah. Selalu semangat mengajar dan jualan di Ahad Legi. To be continue...
0 Comments